Stasiun Purwosari yang terletak di Jalan Slamet Riyadi No. 502, Purwosari, Laweyan, Surakarta, merupakan stasiun tertua yang ada di Surakarta. Dibangun pada tahun 1875 oleh Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), stasiun ini masih bertahan dengan arsitektur lamanya. Stasiun ini juga sudah ditetapkan sebagai Bangunan Stasiun Cagar Budaya.
Pada peta jalur Semarang-Vorstenlanden (sebutan untuk wilayah Surakarta dan Yogyakarta) terbitan 1869 koleksi Universiteit Leiden Belanda, nama stasiun ini tidak disebutkan. Dalam rencana pembangunan jalur KA NIS yang disebutkan adalah Stasiun Solo dan Stasiun Solo-Ririvier di lembah Bengawan Solo. Barulah pada peta tahun 1878 nama ini disebutkan, namun dengan nama yang salah, yaitu Poerwodadie.
Stasiun Purwosari baru dibuka bersamaan dengan pembukaan resmi jalur segmen Ceper-Solo milik NIS pada tanggal 27 Maret 1871. Stasiun Purosari juga merupakan stasiun percabangan jalur kereta api antara arah Surabaya dan Wonogiri. Dulu, ada pula jalur percabangan dari stasiun ini menuju Boyolali yang melalui Kartasura, namun kini sudah tidak difungsikan.
Kini, Stasiun Purwosari memiliki 9 jalur kereta api yang terdiri dari jalur utama sebanyak 4 buah, stabling gerbong barang sebanyak 3 buah, dan 2 jalur menuju dipo lokomotif dan gudang semen. Namun, dipo lokomotif kini sudah beralihfungsi menjadi dipo alat mekanik. Bongkar muat semen juga masih dilakukan di stasiun Purwosari.